Sungai Batang Merao


Sungai batang merao yang membentang dari bawah Gunung Kerinci hingga Danau Kerinci, yang melewati 12 kecamatan. Awalnya melewati kecamatan gunung tujuh yang luas wilayah 162,50 km2, salah satu contohnya desa kersik tuo  keadaan sungai batang merao sangat kotor. Sungai batang merao tersebut dipenuhi oleh beribu-ribusampah pembuangan limbah rumah tangga baik itu sampah diterjen,sampah plastik,sampah makanan, maupun kotoran manusia dan hewan. Hal yang menyebabkan kotoran manusia dibuang ke sungai batang merao karena ada beberapa masyarakat yang tidak memiliki WC di rumah,serta bagi masyarakat yang dekat sungai mengalirkan saluran pembuangan kotoran manusia ke sungai batang merao. Seharusnya masyarakat bisa mengajukan kepada pemerintah untuk membuat WC umum sehingga sungai batang merao bisa tetap lestari. Kemudian kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Kemudian kita melihat keadaan sungai batang merao di desa batang sangir. Keadaan sungai batang merao yang melintasi daerah tersebut lebih sedikit membaik dibandingkan di desa kersik tuo, namun masih ada sedikit sampah yang terlihat. Warga masyarakat yang tinggal di bantaran sungai mulai merasakan bau yang tidak sedap yang ditimbulkan dari sungai batang merao, diperkirakan ada sedikit masyarakat yang membuang kotoran hewan dan hasil sisa pertanian yang sudah membusuk  sehingga bau yang tidak sedap tercium oleh masyarakat sekitar.
Selanjutnya sungai batang merao melalui kecamatan kayo aro dengan luas daerah   328,05 km2 , salah satu contohnya di desa Batu Hampar. Sungai batang merao atau Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat baik keadaan sampah di sekitar aliran sungai hanya sampah-sampah yang dibawa oleh air dari kecamatan lain. Sedangkan masyarakat setempat tidak membuang sampah di sungai.
Kemudian melewati kecamatan Gunung Kerinci dengan luas wilayah 350,00 kmyang juga dilalui oleh sungai batang merao. Contohnya di desa Siulak Deras,sungai batang merao di desa ini kuarang bersih karena disebabkan oleh adanya sebagian alat yang digunakan untuk menambang pasir yang bekerja di sungai batang merao. Sehingga akibatnya air sungai mengalami perubahan wakran yang di timbulakan dari penambangan pasir yaitu warna air menjadi coklat seperti tanah, karena air tersebut menyatu dengan partikel-partikel tanah dan  pasir.
Selain itu di desa ini juga masih ada juga masyarakat yang mebunag sampah kedalam sungai,pada umunya sampah yang dibuang ke sungai ini yaitu sampah plastik. Serta masih ada masyarakat yang membuang limbah industry kedalam aliran sungai batang merao.
Keadaan sungai batang merao yang melintasi kecamatan Siulak luas wilayah  590,20 km2 mulai dari desa Lubuk Nagodang keadaan sungai kurang jernih karena ada sebagian masyarakat menambang pasir yang menjadikan sungai batang merao sebagai sumber kehidupan. Setiap harinya mereka menambang pasir dan batu. Akibat dari penambangan ini dampak yang ditimbulakn sangat mengkhawatirkan, selain merusak pelestarian air dengan menambang kedalam  sungai semakin mendalam akibatnya pondasi dari bendungan air yang berada di desa Lubuk Nagodang ini ada yang mulai rusak.
            Kemudian ada masyarakat yang setelah mengambil bambu sampah-sampah nya juga dibuang ke aliran sungai batang merao sehingga sampah-sampah tersebut bersatu dengan sampah rumah tangga,industri, Serta kotoran yang lainnya.dan menumpuk di wadah bendungan air di Lubuk Nagodan. Jarang sekali semua sampah dapat di hanyutkan oleh sungai seperti ada beberapa jumlah balok yang terdapat di sungai batang merao .
Di desa Loto Lebuh Tinggi keadaan sungai kurang bersih,selain membawa sampah dari desa Lubuk Nagodang juga ada masyarakat yang membuang limbah industri, sampah organik. Seterusnya di desa Sungai Lebuh dan Sungai Pegeh masyarakat yang awalnya banyak menggunak sungai batang merao untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk mandi,sekarang sudak tidak  lagi menggunakan sungai batang merao karena keadaan sungai pada saat ini sudah tidak layak lagi di gunakan untuk mandi. Sebab jika ada limbah yang berbahaya yang dapat merusak kulit.
            Didesa Dusun Baru Siulak kawasan sungai batang merao sangat berdekatan dengan pasar, sehingga sedikitnya limbah dari pasar tersebut teraliri kedalam sungai batang merao yang memiliki bau tak sedap. Sampai saat ini keadaan tersebut masih dirasakan penduduk sekitar. Dan juga ada juga proses penambangan pasir.
            Desa Siulak Panjang ada beberapa masyarakat yang keseharian sebagai penambang pasir dan batu. Sehingga sampai saat ini banyak jumlah persawahan masyarakat yang rusak akibat penambangan pasir dan batu serta terjadinya erosi, dan kerusakan sawah masuk kedalam sungai sehingga kembali terjadi pencemaran.
            Kemudian sungai batang merao ini melewati desa Koto Beringin,Pasar Siulak Gedang,hingga ke desa Telaga Biru. Pencemaran terjadi akibat pembuangan limah rumah tangga,limbah industri,diterjen,serta kotoran manusia. Sebab tumpukan sampah tadi sangat kelihatan dan dipinggiran sungai ini sangat kelihatan sekali banyak jumlah kotoran sebab pada saat musim kemarau keadaan air sungan relative kecil sehingga sulit untuk membawa kotoran ketemempat lainnya. Ini yang menimbulkan adanya bau yng kurang baik dirasakan masyarakat disekitar sungai, seharusnya sadar akan kondisi seperti ini yang harus diperhatiakan masyarakat sehingga tidak menimbulakan bau yang tidak sedap dan keadaan yang lainnya.
            Sekitar lebih kurang 10 tahun yang lalu penduduk yang tinggal di desa Siulak Mukai yang dekat dengan sungai batang marao sudah merasakan dampak dari kurang lestarinya sungai. Seperi terjadinya banjir semua sampah masuk ke rumah penduduk,ini yang menunjukkan bahwa aliran sungai batang merao pada umunya kotor karena pembuangan sampah, baik itu sampah organik maupun sampah anorganik. Yang sangat disayangakan ada beberapa rumah prnduduk yang terbawa arus aliran sungai saat banjir ini menunjukkan banyak sekali dampak dari kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
            Lain lagi hanya dengan kecamtan Air Hangat yang luas wilayah  216,75 km2. Seperti di desa Hamparan Pugu diduga akibat dari pembuangan limbah pabrik tahu di Desa Hamparan Pugu, Kecamatan Air Hangat. Akibatnya, masyarakat yang masih memanfaatkan air sungai tersebut untuk kebutuhan sehari-hari,kini merasakan dampak dari tercemarnya sungai. Setelah mandi di sungai tersebut, masyarakat gatal-gatal. Karena tidak biasanya merasakan gejala aneh tersebut, masyarakat lalu mencari penyebabnya. Setelah ditelusuri, ternyata ditemukan ada pembuangan limbah di sungai itu. Diduga air dan limbah tersebut berasal dari pabrik tahu yang berlokasi di ujung Desa Hamparan Pugu berbatasan langsung dengan Kecamatan Siulak. Limbah pabrik tahu tersebut dialirkan di sungai tanpa melalui proses. Pabrik tahu itu juga berada dekat dengan pemukiman masyarakat. Kondisi ini membuat masyarakat mengeluh dengan bau yang tak sedap dari pabrik tahu tersebut.
            Selanjutnya kecamatan Setinjau Laut dengan luas wilayah 58,25 km2 di kecamtan ini sungai batang merao yang melintasi kecamatan ini masih terlihan banyak sampah yang di bawa mulai dari bawah kaki gunung kerinci hingga sampai ke kecamatan Setinjau Laut.Tetapi ada sedikit masyarakat yang membuang sampah limbah rumah tangga.
Di kecamatan Danau Kerinci luas wilayah 298,47 km2 . Khususnya di danau kerinci sebagai penampung aliran sungai batang merao yang membentang dari bawah kaki gunung kerinci hingga ke danau kerinci ini di penuhi oleh sampah-sampah yang di bawa oleh air. Danau kerinci yang seharusnya bersih karena memiliki potensi wisata sekarang sudah kotor oleh sampah-sampah rumah tangga, limbah industri, limbah kotoran manusia,hewan, dan limbah yang lainnya.
Maka kita perlu menanamkan sejak dini kepada para pelajar,siswa atau peserta didik tentang nilai-nilai kepedulian terhadap sumber daya alam dan terutama pelestarian daerah aliran sungai dengan mensosialisasikan kepada mereka untuk tidak membuang sampah daerah aliran  sungai atau di sekitar sungai.
Semoga kedepannya, Daerah Aliran Sungai yang kita punyai semakin berkurang kerusakannya dan membaik kondisinya sehingga 5.590 sungai utama dan 65.017 anak sungai di Indonesia tidak lagi mendatangkan bencana buat kita semua. Justru sebaliknya, sungai-sungai tersebut membawa manfaat dan kesejahteraan buat seluruh rakyat Indonesia. Terutama penduduk kerinci dan penulis harapakan kerusakan dearah aliran sungai batang merao dapat berkurang. Serta timbulnya kesadaranan akan pelastarian Daerah Aliran Sungai (DAS).

SUNGAI BATANG MERAO
“ Lestariakan Saya, Lindungi Saya, Demi Masa Depan Kita Bersama”

 DOVEL PIRMANTO
 KERINCI 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paragraf